QS. Al-Hadid : 16

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. .

QS. Al-An'am : 153

dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

QS. Al-Israa' : 9

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.

Hadits Rasulullah SAW

Rasul Muhammad SAW bersabda, “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara [pusaka]. Kalian tidak akan tersesat selama-lamanya selagi kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitab Allah (Alquran) dan sunah Rasul.” (HR Malik, Muslim dan Ash-hab al-Sunan).

QS. Al-Israa' : 36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Rabu, 22 Mei 2013

Perumpamaan Orang-Orang yang mendustakan ayat-ayat Allah

   Allah SWT memberikan perumpamaan bagi orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan berbagai macam perumpamaan, ada yang seperti anjing, ada yang seperti nyamuk, ada yang seperti binatang ternak dan lain sebagainya.

   Pada artikel kali ini saya akan menulis tentang perumpamaan orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang terdapat dalam surat Al-A'raf : 176.

 Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,  Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

   Dalam ayat diatas Allah SWT sebenarnya menghendaki hambaNya itu tinggi derajatnya dengan mengikuti ayat-ayat Allah, tetapi sebagian dari manusia lebih cenderung mengikuti hawa nafsunya yang rendah, maka Allah mengumpamakan mereka itu seperti anjing. sudah kita ketahui bahwa anjing itu selalu menjulurkan lidahnya, saat dihalau ataupun tidak, anjing selalu menjulurkan lidahnya. begitu juga dengan manusia yang mendustakan ayat-ayat Allah, bila ia diberi peringatan dengan ayat-ayat Allah, ia tidak menghiraukannya, maka pewrumpamaannya seperti anjing tadi, tetap berlaku sama saat diberi peringatan atau tidak.

   Allah SWT memberikan perumpamaan seperti itu, supaya hamba itu berpikir tentang dirinya, apakah dirinya itu termasuk orang yang mendustakan ayat-ayat Allah ataukah orang yang taat. kalau kita termasuk orang yang taat pada ayat-ayat Allah, Allah akan meninggihkan derajatnya setinggi tingginya, tetapi jika mendustakan ayat-ayatnya, maka perumpamannya seperti anjing tadi. tentu kita ga maukan wong kita itu manusia kok diibaratkan seperti anjing? jika memang tidak mau diibaratkan seperi anjing, maka sekarang saatnya kita kembali kepada Allah, taat pada Ayat-ayatNya, kalau ayat itu suatu larangan kita jauhi, dan kalau itu suatu perintah semaksimalnya harus kita laksanakan.


Jumat, 26 April 2013

Menemani Istri Ketika Makan

   Berikut ini saya akan menulis hadits tentang etika ( seni bergaul ) yang baik yang diajarkan oleh Rasulullah SAW terhadap astriNya dalam hal " menemani istri ketika makan ".

   hadits yang akan saya tulis ini menceritakan bahwa Nabi SAW sebagai suri teladan yang baik mengajarkan kepada kita tentang kasih sayang kepada istri, diantara kasih sayang yang diajarkan Nabi adalah, seorang suami terkadang perlu mengajak istrinya untuk makan diluar, atau memenuhi undangan makan bersama, apabila mendapat undangan makan.

   Dari Anas, bahwa Rasulullah SAW, memiliki tetangga berkebangsaan persia. Dia telah memasak kuah ynag enak untuk Rasulullah SAW. Kemudian dia mendatangi beliau dan mengundangnya (makan). Beliau lalu berkata, " dengan dia?" Dengan menunjuk kepada Aisyah RA. Dia berkata, "tidak". Rasulullah SAW berkata, "jika begitu, tidak" maksudnya beliau menolak pergi sendirian. Kemudian tetangganya itu kembali lagi dan mengundang beliau. Rasulullah SAW berkata, "dan bagaimana dengan orang ini", Dia berkata, "tidak." Rasulullah SAW berkata, "jika begitu, tidak." Kemudian dia kembali lagi dan mengundang beliau. Rasulullah SAW berkata, "Dengan dia?" dia menjawab, "ya, boleh" pada ketiga kalinya. Kemudian Rasulullah SAW dan Aisyah RA pun berdiri, keduanya berjalan berurutan hingga mendatangi rumah tetangga beliau tadi. [HR. Muslim 2037 ]