Kamis, 20 Desember 2012

Ada Hikmah dibalik Musibah




Musibah bagi orang yang beriman pada hakikatnya adalah ujian, ujian untuk menguji seberapa besar iman kita terhadap Allah, dengan ujian itu apakah manusia tetap berada pada jalan Allah atau malah dengan ujian itu kita malah semakin menjauh dari Allah.

Musibah atau ujian banyak sekali macamnya, diantaranya adalah seperti yang difirmankan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 155, yang artinya :

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. [QS. Al-Baqarah : 155]

 karena setiap kita pasti akan diuji keimanan kita dengan didatangkannya musibah/ujian dari Allah, maka yang harus kita lakukan adalah menerima cobaan itu dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan dengan penuh keyakinan bahwa dibalik musibah pasti ada hikmah untuk kita, ada pelajaran yang dapat kita ambil dari sebuah musibah itu,

Allah SWT berfirman: 

....  Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.[QS. Al-Baqarah : 216]

Datangnya musibah tentu tidak disukainya, tetapi Allah mengatakan ia amat baik bagimu”, artinya semua ketetapan Allah itu tidak ada yang sia-sia, meskipun itu suatu musibah, kita harus tetap yakin bahwa dibalik itu pasti ada hikmah/pelajaran untuk kita, mungkin dengan datangnya musibah itu datang pula hidayah/petunjuk untuk kita, datangnya musibah akan membuat kita makin dekat dengan Allah, atau paling tidak membuat kita akan lebih berhati-hati untuk melangkah atau memilih.

Imam Ibnu Qayyim berkata: “ pintu terdekat yang bisa dimasuki seorang hamba untuk menghadap Allah adalah kebangkrutan, karena saat itu ia melihat dirinya tidak memiliki pangkat, kedudukan, atau jalan yang bisa ia andalkan, apalagi sarana yang ia bisa banggakan. Akan tetapi, dia masuk untuk menemui Allah SWT lewat pintu kefakiran penuh dan kebangkrutan sama sekali, seperti masuknya seorang yang hatinya telah hancur-luluh akibat kafakiran dan kemiskinan, hingga sampailah kehancuran itu ke lubuk hatinya dan dia pun tak tahu harus berbuat apa. Kehancuran benar-benar meliputinya dari segenap penjuru, maka dia pun mengakui sepenuhnya, tak bisa tidak mesti kembali kepada Rabbnya. Dan dirinya benar-benar miskin dan mengharap belas-kasih kepada-Nya”. [Al-Wabil Ash-Shoiyib, hal. 8]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “ suatu musibah yang membuatmu mau menghadap Allah adalah lebih baik daripada suatu nikmat yang membuatmu lupa dzikir kepada Allah”. [Tasliyat Ahl Al-Mash’oib,  hal. 226]

Sufyan bin Uyainah bekata: “ apa-apa yang tidak disukai seseorang lebih baik daipada apa-apa yang disukainya, karena apa-apa yang tidak ia sukai akan membangkitkannya untuk berdoa, sedang apa-apa yang disukainya membuatnya terlena”. [Al-Faroj ba’da Asy-Syiddah karya Ibnu Abi Ad-Dun-ya, hal. 22].

Oleh karena itu dibalik musibah pasti ada hikmah, dibalik musibah pasti ada pelajaran , semua ketetapan Allah pasti untuk kebaikan hamba-Nya, terima musibah itu dengan ikhlas dan kesabaran, serta diiringi dengan keyakinan bahwa dibalik musibah itu ada kebaikan untuk kita.

Wallahu ‘Alam Bish-Showab

0 komentar:

Posting Komentar