Senin, 17 Desember 2012

Waktumu adalah Nyawamu



Ibnul Qayyim berkata: “ Waktu bagi seseorang pada hakikatnya adalah umurnya, ia adalah materi hidupnya untuk memperoleh nikmat abadi yang menyenangkan. Sebaliknya, ia bisa juga menjadi materi kehidupannya yang hampa, di mana dia mendapat siksa yang pedih. Waktu berjalan bagi jalannya awan. Barangsiapa waktunya digunakan untuk Allah dan dengan Allah, itulah hidupnya dan umurnya. Adapun Waktu yang selain itu, tidaklah terhitung hidupnya, meskipun kala itu dia hidup bebas bagaikan kehidupan binatang, jika dia menghabiskan waktunya dalam kelalaian, main-main, dan angan-angan yang batil, sedang sebaik-baik waktu yang dia gunakan hanya untuk tidur dan bermalas-malasan, maka matinya orang itu lebih baik daripada hidupnya.”(Al-Jawab Al-Kafi hal.183)

Jadi, menurut Ibnul Qayyim waktu ibarat umur atau nyawanya manusia, dan dengan waktu itu ia akan memperoleh kenikmatan yang abadi apabila mempergunakan waktu itu untuk Allah dan dengan Allah, maksutnya ia mempergunakan waktu itu hanya untuk hal-hal yang diridhai Allah dan dengan Allah artinya hidup dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah. Dan waktu itu bisa juga menjadikan kehidupan ini terasa hampa, tidak ada nilainya sama sekali, apabila ia mempergunakan waktu itu untuk hal yang sia-sia, untuk main-main. Apalagi hanya digunakan untuk tidur dan bermalas-malasan, maka apabila kehidupannya hanya digunakan seperti itu, tidak ada bedanya dengan kehidupan binatang. Padahal manusia itu diberi kelebihan oleh Allah berupa akal, dengan akal itu seharusnya manusia bisa memilih sesuatu yang membawa kebaikan untuknya.

Imam Ar-Rabbani Hasan Al-Bashri juga berkata: “ Hai anak adam, sesungguhnya kamu tak ubahnya seperti hari-hari. Setiap kali pergi satu hari, maka setiap itu pula pergi sebagian dari dirimu”.(Hilyat Al-Auliya’ karya Al-AshFahani 2/148)

Maksutnya Imam Ar-Rabbani Hasan Al-Bashri mengibaratkan anak adam (manusia) seperti hari-hari, setiap satu hari yang kita lewati, maka jatah waktu/hari yang diberikan kepada kita itu berkurang juga satu hari, misalkan kita diberi jatah hidup itu 30 hari, maka semakin banyak hari yang akan kita lewati, semakin hilang pula bagian jatah hidup kita, dan lama-lama waktu 30 hari itu akan habis, dan apabila waktu itu habis maka habis pula hidup kita, berarti mati.

Maka dari itu setiap manusia pasti akan mati, waktu akan habis, mumpung Allah masih memberikan kesempatan waktu untuk hidup, maka pergunakanlah waktu itu dengan baik, pergunakan waktu itu untuk hal-hal yang bisa mendekatkan dirimu dengan Allah, pergunakanlah hidupmu dengan aturan-aturan Allah. Maka waktu yang digunakan seperti itu yang akan memperoleh kenikmatan yang abadi, yakni surga. Insya Allah

Wallahu ‘alam bish-showab

0 komentar:

Posting Komentar