Senin, 17 Desember 2012

Sepotong Roti Penebus Dosa



Abu Burdah bin Musa Al-Asy’ari meriwayatkan ,bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: “wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seorang yang mempunyai sepotong roti.”

Dahulu kala ada sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukan itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk  rayunya dan tergelimag di dalam dosa salama tujuh hari sebagai mana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-istri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan sholat dan bersujud.

Akhirnya dalam mengembara itu ia sampai ke sebuah pondok yang didalamnya sudah terdapat dua belas orang kafir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam disana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sanga jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.

Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga pada lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bagian, karena disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak dapat bagian dari orang yang membagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membagikan roti itu berkata: “Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku,” Orang yang membagikan roti itu menjawab: “Kamu dapat melihat sendiri, Roti yang aku begikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti. ”Mendengar ungkapan dari orang yang membagi roti tersebut, maka leleki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan mamberikannya kepada orang yang tidak mendapat bagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.

Dihadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadah yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya salama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: “Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sebuku roti itu!”

0 komentar:

Posting Komentar