Dahulu ada seseorang yang miskin
mengadukan kondisi kemiskinannya kepada seorang Ahli ilmu, dia menampakkan kegundahan hati atas
keadaanya tersebut, mendengar dan
melihat kondisi orang miskin tadi, sang alim menasehatinya dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan. " sukakah kamu jika matamu menjadi buta
dan engkau mendapatkan sepuluh ribu dirham sebagai gantinya ?" tanya sang
alim. " jelas saya tidak suka " jawab si miskin. Kalau begitu sukakah
engkau menjadi buta dan engkau mendapatkan sepuluh ribu dirham "?. "
tentu saja tidak suka " jawabnya. " sukakah kamu jika engkau menjadi
gila dan engkau mendapatkan sepuluh ribu dirham?". " tentu saja aku
tidak suka " jawab si miskin kesekian kalinya.
mendengar itu semua sang alim pun melontarkan nasehat emasnya. " apakah engkau tidak merasa malu kepada Allah, padahal engkau mempunyai barang yang nilainya lebih berharga dari puluhan ribu dirham "? Nasehatnya. Si miskin pun tersadar atas sikap ketidaksyukurannya.
mendengar itu semua sang alim pun melontarkan nasehat emasnya. " apakah engkau tidak merasa malu kepada Allah, padahal engkau mempunyai barang yang nilainya lebih berharga dari puluhan ribu dirham "? Nasehatnya. Si miskin pun tersadar atas sikap ketidaksyukurannya.
Dari kisah diatas, pukulan yang
telak bagi kita, apabila selama ini kita merasa kurang atas nikmat yang telah
diberikan Allah. kita selalu mengeluh
dengan keadaan kita, yang merasa rendah dari orang lain, terutama dalam
hal harta. Padahal kita ini ibaratnya mempunyai barang yang tidak bisa dinilai
lagi dengan uang sebanyak apapun, yaitu nikmat kesehatan.
Maka syukurilah keadaanmu
sekarang, jika dalam hal harta kamu merasa kurang, ketahuilah dengan kesehatan
yang kau rasakan saat ini, harta itu bisa engkau cari, Bisa engkau kumpulkan,
dan bisa engkau nikmati. Apa gunanya memiliki harta yang banyak, tetapi tidak
memberi manfaat sedikitpun bagi kita. Saat kita sakit ia tidak bisa meredakan
sakit itu, karena yang dibutuhka orang yang sakit bukanlah harta yang banyak,
tetapi suatu kesembuhan, untuk mendapatkan kesehatan.
Oleh karena itu syukurilah apapun keadaanmu sekarang,
berhentilah untuk mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Semua ketetapan Allah itu
tak ada yang sia-sia, jika belum engkau rasakan keindahannya, yakinlah mungkin
belum waktunya.
0 komentar:
Posting Komentar