Sabtu, 22 Desember 2012

Hakikat Kehidupan Dunia




 Dunia adalah negeri segala musibah, kekeruhan, kesusahan, dan ancaman berupa berbagai bahaya dan penyakit ; orang-orang yang kelaparan di dunia tiada terhitung. Adapun orang yang bahagia ialah orang yang mengambil dari dunia sekedar untuk bekal perjalannya saja menuju akherat tanpa teperdaya dengannya.

Jadi, dunia ini hanyalah kesenangan yang tidak seberapa dan akan segera hilang. Begitu dia datang, dia pun akan segera pergi. Begitu dia memberi kekayaan, dia pun akan segera memberi kemiskinan, dan begitu dia menghimpun, dia pun akan segera menceraikan. 

Rasulullah bersabda :

Demi Allah, Dunia ini dibanding akherat tak lebih seperti halnya jika seseorang dari kalian memasukkan jarinya (yahya-rawi-memberi isyarat dengan jari telunjuk) ke laut. Lihatlah seberapa Air yang menempeldi jari tersebut (itulah gambaran dunia). [HR. Muslim dalam Shahihnya, no. 2858].

Namun demikian, ini bukan berarti bahwa dunia itu sendiri tercela, tetapi yang dimaksut ialah terikat dengan dunia itulah yang tercela. Begitu pula dengan pikiran orang, akalnya, panca indranya, perhatiannya, dan perasaannya yang selalu dikuasai dunia, adalah tercela. Apalagi kalau kemudian dia mencintai dan membenci sesuatu karena dunia, lalu melupakan segalanya dalam upaya memperolehnya. Bila itu dilakukan oleh seseorang, maka dia akan binasa tanpa di sadari, dan itu dikarenakan dia benar-benar melalaikan tujuan diciptakannya dirinya dan tidak peduli lagi dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Dia tidak menyadari bahwa umat islam memang wajib berusaha, mencari rejeki dan melakukannya dengan baik, tetapi harus punya prinsip, bahwa harta itu hanya sekedar sarana, bukan tujuan. 

Harta hanyalah sarana agar dia tidak mengandalkan orang lain, dan agar bisa dia menunaikan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya serta bertaqarub kepada Allah dengan cara memberi manfaat kepada sesama hambanya, baik kepada orang orang miskin maupun untuk kemashlahatan-kemashlahatan umum lainnya. Dengan demikian, dia mengambil harta dengan cara yang halal dan meletakkannya pada tempat yang halal pula. Dia mengambil dunia sekedar bisa dia jadikan sebagai penolong agar dia dapat istiqomah melakukan agamanya.

0 komentar:

Posting Komentar