Pada artikel bagian II ini yang masih membahas tentang tradisi padusan
untuk menyambut bulan puasa, kita akan coba membahas suatu argumen bahwa
padusan adalah perbuatan yang baik karena islam mensyariatkan mandi
besar(yang kemudian diimplementasikan dalam padusan).
Hal pertama yang harus kita camkan, baik dan buruk adalah dua sisi yang
harus kita pertimbangkan dengan takaran syariat. Apa yang sesuai dengan
syariat, itulah yang dikatakan baik, walaupun mungkin sebagian manusia
menganggapnya justru tidak baik, sebaliknya, apapun yang di cap buruk
oleh syariat, meski pandangan manusia menilainya sebagai sebuah
kebaikan, tetap saja hal itu merupakan keburukan.
Selanjutnya, marilah kita lihat apa benar padusan itu sejalan dengan
perintah syariat ataukah tidak. Kita tahu bahwa mandi besar/mandi
janabat memang benar di syariatkan didalam islam. Namun demikian,
tidaklah sama antara mandi besar dengan padusan. Mandi besar memiliki
tata cara tersendiri sebagaimana yang dicontohkan didalam sunnah,
sementara mayoritas orang yang melakukan padusan hanya dengan asal
“nyebur” ke kolam renang tanpa mengindahkan urut-urutan yang semestinya
untuk mandi besar. Walaupun ada juga yang masih mengawali padusannya
dengan niat mandi janabat, namun cara yang dilakukan sama sekali tidak
menunjukkan bahwa dia mandi janabat.
Selain itu, kalau dirunut didalam bab thoharoh (tata cara bersuci)
dalam pembahasan-pembahasan fiqih, tidak akan kita jumpai adanya syariat
mandi besar untuk mengawali bulan puasa, sedikitpun tidak ada yang
menyinggung adanya syariat untuk mandi sebelum melakukan ibadah puasa.
Bahkan, ada satu hadits yang dengan terang-terangan menjelaskan bolehnya
orang sahur dan memulai puasa dalam keadaan junub, dan baru mandi
setelah terbit fajar.
‘Aisyah
dan Ummu salamah munuturkan bahwasannya Rasulullah SAW memasuki waktu
fajar dalam keadaan junub karena menggauli istrinya, kemudian Beliau
mandi dan berpuasa.[Muttafaqun ‘Alaih]
Memang tidak disangkal bahwa mandi besar boleh kita lakukan kapanpaun
meskipun bukan dalam rangka ibadah tertentu. Namun demikian, sengaja
mandi besar dengan tujuan untuk menyambut Ramadhan adalah perbuatan baru
yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Tidak diragukan lagi , Ramadhan adalah bulan istimewa yang pantas kita
rayakan kedatangannya. Namun demikian, sebagai seorang muslim,
penyambutan ini semestinya hanya kita lakukan dalam koridor yang benar
menurud sunnah. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana muslimin
menyambut datangnya Ramadhan, salah satunya adalah memperbanyak puasa
dibulan sya’ban dan meningkatkan kualitas serta kuantitas amal shalih
selama Ramadhan. Inilah pengagungan yang sebenarnya terhadap bulan suci
Ramadhan.
Maka, jelas sudah, tradisi padusan dalam rangka menyambut datangnya
bulan Ramadhan adalah hal yang tidak semestinya kita lakukan, karena
Rasulullah tidak pernah mencontohkannya sama sekali.
Wallahu’alam Bish Showwab..
0 komentar:
Posting Komentar