Minggu, 23 Desember 2012

TRADISI PADUSAN DALAM PERSPEKTIF SYARIAT ISLAM (bagian dua)

   Pada artikel bagian II ini yang masih membahas tentang tradisi padusan untuk menyambut bulan puasa, kita akan coba membahas suatu argumen bahwa padusan adalah perbuatan yang baik karena islam mensyariatkan mandi besar(yang kemudian diimplementasikan dalam padusan).

   Hal pertama yang harus kita camkan, baik dan buruk adalah dua sisi yang harus kita pertimbangkan dengan takaran syariat. Apa yang sesuai dengan syariat, itulah yang dikatakan baik, walaupun mungkin sebagian manusia menganggapnya justru tidak baik, sebaliknya, apapun yang di cap buruk oleh syariat, meski pandangan manusia menilainya sebagai sebuah kebaikan, tetap saja hal itu merupakan keburukan.

   Selanjutnya, marilah kita lihat apa benar padusan itu sejalan dengan perintah syariat ataukah tidak. Kita tahu bahwa mandi besar/mandi janabat memang benar di syariatkan didalam islam. Namun demikian, tidaklah sama antara mandi besar dengan padusan. Mandi besar memiliki tata cara tersendiri sebagaimana yang dicontohkan didalam sunnah, sementara mayoritas orang yang melakukan padusan hanya dengan asal “nyebur” ke kolam renang tanpa mengindahkan urut-urutan yang semestinya untuk mandi besar. Walaupun ada juga yang masih mengawali padusannya dengan niat mandi janabat, namun cara yang dilakukan sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia mandi janabat.

   Selain itu, kalau dirunut didalam bab thoharoh (tata cara bersuci) dalam pembahasan-pembahasan fiqih, tidak akan kita jumpai adanya syariat mandi besar untuk mengawali bulan puasa, sedikitpun tidak ada yang menyinggung adanya syariat untuk mandi sebelum melakukan ibadah puasa. Bahkan, ada satu hadits yang dengan terang-terangan menjelaskan bolehnya orang sahur dan memulai puasa dalam keadaan junub, dan baru mandi setelah terbit fajar.

‘Aisyah dan Ummu salamah munuturkan bahwasannya Rasulullah SAW memasuki waktu fajar dalam keadaan junub karena menggauli istrinya, kemudian Beliau mandi dan berpuasa.[Muttafaqun ‘Alaih]

   Memang tidak disangkal bahwa mandi besar boleh kita lakukan kapanpaun meskipun bukan dalam rangka ibadah tertentu. Namun demikian, sengaja mandi besar dengan tujuan untuk menyambut Ramadhan adalah perbuatan baru yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

   Tidak diragukan lagi , Ramadhan adalah bulan istimewa yang pantas kita rayakan kedatangannya. Namun demikian,  sebagai seorang muslim, penyambutan ini semestinya hanya kita lakukan dalam koridor yang benar menurud sunnah. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana muslimin menyambut datangnya Ramadhan, salah satunya adalah memperbanyak puasa dibulan sya’ban dan meningkatkan kualitas serta kuantitas amal shalih selama Ramadhan. Inilah pengagungan yang sebenarnya terhadap bulan suci Ramadhan.

   Maka, jelas sudah, tradisi padusan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan adalah hal yang tidak semestinya kita lakukan, karena Rasulullah tidak pernah mencontohkannya sama sekali.
Wallahu’alam Bish Showwab..

0 komentar:

Posting Komentar