Rabu, 19 Desember 2012

Merubah Pola Pikir


Ada sementara manusia, yang apabila diajak kembali mengikuti aturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh Allah, mereka tidak mau, malah kadangkala menolak ajaran itu walaupun itu datangnya dari Allah. padahal perbuatan mereka menyimpang dari ketetapan Allah, bahkan sampai mengingkari kebenaran-Nya,  dan sebagai alasannya mereka mengatakan “ ajaran itu bertentangan dengan adat istiadat di desa kami, sudah dari dulu kebiasaan ini kami lakukan, turun-temurun dari nenek moyang kami, dan berbagai alasan lainnya “. Maka dengan alasan itu mereka lupa bahwa yang memerintahkan itu Allah. Zat yang menciptakan manusia.

Keadaan seperti ini, pas sekali dengan firman-firman  Allah, yang telah diterangkan-Nya di dalam Alquran:
  
   Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". [QS. Al-Baqarah : 170]
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (QS. Al-Baqarah: 170) sehubungan dengan ajakan Rasulullah SAW kepada kaum Yahudi untuk masuk Islam, serta memberikan kabar gembira, memperingatkan mereka akan siksaan Allah serta adzab-Nya. Rafi' bin Huraimallah dan Malik bin 'auf dari kaum Yahudi menjawab ajakan ini dengan berkata: "Hai Muhammad! Kami akan mengikuti jejak nenek moyang kami, karena mereka lebih pintar da lebih baik daripada kami." Ayat ini turun sebagai teguran kepada orang-orang yang hanya mengikuti jejak nenek moyangnya.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)


Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah." Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)? [QS. Luqman : 21]

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul." Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?. [QS. Al-Maidah :  104].

Ayat-ayat diatas sebenarnya ditujukan untuk orang-orang kafir, akan tetapi banyak saudara seiman kita ( yang beragama islam), cara berpikirnya masih sama dengan orang-orang kafir diatas, yaitu apabila diajak kembali mengikuti Al-quran dan Sunnah Rasulullah, mereka tidak mau. Entah itu karena ketidaktahuannya tentang islam, atau malah sebenarnya mereka tahu bahwa itu ajaran islam, tetapi karena ajaran tersebut bertentangan dengan ilmu yang telah ia dapatkan dari nenek moyangnya, karena bertentangan dengan adat istiadatnya, bertentangan dengan peraturan kampungnya, dan sebagainya. sehingga kebenaran Al-quran dan Sunnah Rasulullah mereka tolak.

 Maka Tugas berat bagi kita, apabila menjumpai desa yang cara berpikirnya masih seperti diatas, yaitu masih metradisikan warisan nenek moyang yang sebenarnya itu menyimpang dari ajaran islam dan mereka anggap tradisi itu adalah sebuah kebenaran, yang mestinya dilestarikan. Merubah masyarakat yang seperti itu tidaklah gampang, namun bukan berarti tidak bisa dirubah,  perlu waktu dan usaha yang keras dan diiringi dengan kesabaran dan keistiqomahan. Insya Allah apabila kebenaran itu terus dimunculkan, lama-lama yang batil akan sirna dengan sendirinya, karena pada hakikatnya kebatilan adalah sesuatu yang tidak dibutuhkan manusia.

Selamat berjuang saudaraku, dakwahkan islam dimanapun kamu berada.....

0 komentar:

Posting Komentar