Ada sementara manusia, yang
apabila diajak kembali mengikuti aturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh
Allah, mereka tidak mau, malah kadangkala menolak ajaran itu walaupun itu
datangnya dari Allah. padahal perbuatan mereka menyimpang dari ketetapan Allah,
bahkan sampai mengingkari kebenaran-Nya, dan sebagai alasannya mereka mengatakan “
ajaran itu bertentangan dengan adat istiadat di desa kami, sudah dari dulu
kebiasaan ini kami lakukan, turun-temurun dari nenek moyang kami, dan berbagai
alasan lainnya “. Maka dengan alasan itu mereka lupa bahwa yang memerintahkan
itu Allah. Zat yang menciptakan manusia.
Keadaan seperti ini, pas sekali
dengan firman-firman Allah, yang telah
diterangkan-Nya di dalam Alquran:
Dan apabila dikatakan kepada mereka:
"Ikutilah apa yang diturunkan Allah." Mereka menjawab: "(Tidak),
tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami
mengerjakannya." Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka)
walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala
(neraka)? [QS. Luqman : 21]
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah
mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul." Mereka menjawab:
"Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami
mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula)
mendapat petunjuk?. [QS. Al-Maidah : 104].
Ayat-ayat
diatas sebenarnya ditujukan untuk orang-orang kafir, akan tetapi banyak saudara
seiman kita ( yang beragama islam), cara berpikirnya masih sama dengan
orang-orang kafir diatas, yaitu apabila diajak kembali mengikuti Al-quran dan
Sunnah Rasulullah, mereka tidak mau. Entah itu karena ketidaktahuannya tentang
islam, atau malah sebenarnya mereka tahu bahwa itu ajaran islam, tetapi karena
ajaran tersebut bertentangan dengan ilmu yang telah ia dapatkan dari nenek
moyangnya, karena bertentangan dengan adat istiadatnya, bertentangan dengan
peraturan kampungnya, dan sebagainya. sehingga kebenaran Al-quran dan Sunnah
Rasulullah mereka tolak.
Maka Tugas berat bagi kita, apabila menjumpai
desa yang cara berpikirnya masih seperti diatas, yaitu masih metradisikan
warisan nenek moyang yang sebenarnya itu menyimpang dari ajaran islam dan
mereka anggap tradisi itu adalah sebuah kebenaran, yang mestinya dilestarikan. Merubah
masyarakat yang seperti itu tidaklah gampang, namun bukan berarti tidak bisa
dirubah, perlu waktu dan usaha yang
keras dan diiringi dengan kesabaran dan keistiqomahan. Insya Allah apabila
kebenaran itu terus dimunculkan, lama-lama yang batil akan sirna dengan
sendirinya, karena pada hakikatnya kebatilan adalah sesuatu yang tidak
dibutuhkan manusia.
Selamat berjuang
saudaraku, dakwahkan islam dimanapun kamu berada.....
0 komentar:
Posting Komentar