Senin, 17 Desember 2012

Karena Setiap Kita Adalah Mutiara



Mitiara. Awalnya itu bukan apa-apa. Hanya butiran pasir dan debu kotor. Yang tak ada harganya. Waktu yang kemudian membentuknya, detik demi detik, di kedalaman samudera, dalam kegelapan cangkang makhluk-Nya. Dengan proses yang demikian panjang dan pelan, penuh kesabaran. Pun kemudian, keindahannya juga tak dapat segera dinikmati begitu saja, kerena ia harus dijemput dikedalaman lautan, dikeluarkan dari rumahnya yang kokoh dan dibersihkan, disepuh dan diolah hingga menjadi perhiasan istimewa. Sungguh sebuah proses yang panjang dan melelahkan, bahkan bukan tidak mungkin terhenti di tengah jalan.

***

Mungkin engkau pernah merasa dirimu bukan apa-apa saat ini. Bahkan bisa jadi lebih dari itu, engkau membenci dirimu sendiri, sebagai manusia tak berguna, makhluk sia-sia. Begitu banyak kekurangan, begitu banyak kesalahan dan keburukan. Apalagi ketika kau melihat orang lain yang nampak lebih sempurna dan memiliki begitu banyak kelebihan, rasanya kau makin ingin tenggelam. Mengapa orang lain begitu banyak memiliki kelebihan sedang aku tidak memiliki apa-apa kecuali kekurangan? Mengapa aku buruk sedang orang lain cakep? Mengapa orang lain berhasil sedang aku selalu gagal? Mengapa orang lain kaya dan aku miskin? Serta beribu ‘mengapa’ lainnya yang akan membuat kita kecewa dan terluka, serta terpaku pada kekurangan-kekurangan yang kita miliki.

Padahal saya percaya, setiap kita tahu dan yakin, bahwa Allah tidak mungkin menciptakan makhluk-Nya hanya dengan kekurangan saja atau kelebihan saja. Hanya mudharat saja tanpa manfaat, atau sebaliknya. Pun kita manusia, pastilah memiliki keduanya dalam porsi yang imbang. Dia yang Maha kuasa membekali manusia dengan segala kebaikan, menjadikan setiap insan memiliki keistimewaan. Hanya saja proses hidup yang kita alami telah membuatnya hanya menjadi potensi terpendam, tak muncul ke permukaan, bahkan mungkin ia, sekalipun ia pernah muncul di masa kecil kita, kemudian terkubur oleh segala tekanan dan rintangan.

Padahal, ibarat mutiara, kita tak dapat menjadi berharga begitu saja. Kita butuh waktu untuk membentuknya. Kita butuh proses panjang untuk mendapatkan keindahannya. Dan proses ini, butuh ketelatenan dan kesabaran.

Ya, sesungguhnya setiap kita adalah mutiara yang memiliki pancaran keindahan kita masing-masing, seperti apapun adanya kita awalnya. Kita hanya harus menyepuhnya untuk membuatnya menjadi berharga. Dan proses menyepuh ini, banyak cara dan jalannya.

Rintangan, hambatan, pengalaman, pembelajaran, baik oleh diri sendiri maupun orang lain, tidak akan menjadi masalah. Karena pada dasarnya kita adalah mutiara. Kita hanya harus berusaha semaksimal kita, membuka mata, membuka telinga dan membuka hati.

Hanya satu awal yang perlu kita lakukan: itikad dan keyakinan untuk menjadi mutiara. Sungguh saya ingin menjadi mutiara, melalui berbagi dan berbakti pada sesama. Engkau? Menjadi mutiara seperti apa yang engkau inginkan?
***
Kutipan dari buletin dakwah Madani

0 komentar:

Posting Komentar