Senin, 17 Desember 2012

Allah Maha Adil



Pada suatu hari yang terik seorang musafir bermaksud mencari tempat untuk berteduh. Ia hendak melepas kepenatannya setelah setengah hari pejalanan. Tidak lama kemudian dijumpainya sebuah pohon beringin yang rindang dan berbuah lebat.

Disandarkan tubuhnya yang sudah terasa berat pada batang pohon beringin itu. Sambil tiduran ditebarkannya pandangan ke hamparan sawah di hadapannya. Tampak buah-buah semangka sebesar bola terhampar di sawah itu.

Demi melihat pemandangan tersebut, sang musafir bergumam sendirian, “sungguh tidak adil Allah itu. Pohon beringin yang begitu kokoh dan kuat ternyata berbuah hanya sebesar buah anggur. Sedangkan pohon semangka yang begitu kecil dan rapuh berbuah sebesar bola.” Tak lama kemudian tertidurlah ia di bawah pohon beringin itu.

Tiba-tiba ada sebutir buah beringin jatuh tepat mengenai kepala sang musafir. Ia terbangun. Dalam hati ia berkata, “ seandainya saja buah beringin itu sebesar buah semangka entah bagaimana keadaannya jika buah itu jatuh menimpa orang yang berteduh di bawahnya. Sungguh Allah Maha Adil atas segala sesuatu.” Diucapkannya istighfar berkali-kali untuk mohon ampun kepada-Nya karena telah berani mengatakan bahwa Allah tidak Adil.

Cerita ini mungkin sangat sederhana. Banyak orang sudah pernah mendengar atau membaca cerita tersebut. Namun, sayangnya hanya sedikit saja orang yang bisa mengambil hikmahnya.

Sering orang beprasangka kepada Allah atas segala kejadian buruk yang menimpanya. Bahkan terkadang sampai berani menghujat-Nya dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil sehingga ada yang sampai kehilangan keyakinan terhadap Allah sama sekali.

Baik atau buruknya segala sesuatu itu hendaknya harus disandarkan pada aturan-aturan yang telah diturunkan Allah kepada manusia (Alquran). Seperti yang sudah kita ketahui bersama, manusia adalah makhluk yang penuh keterbatasan dan kelemahan.

Seringkali dalam menilai segala sesuatu manusia lebih menekankan pada unsur perasaannya saja. Tidak mengherankan bila timbul prasangka-prasangka buruk kepada Allah, jika yang ada dihadapan/dialaminya itu tidak sesuai dengan yang diharapkannya.

Padahal Allah dengan jelas telah berfirman,

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahu”.. [QS. Al-Baqarah : 216].

Jadi segala sesuatu yang ada di dunia ini, pasti ada sisi baik yang bisa diambil oleh manusia, meskipun dalam pandangannya teramat buruk karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Tidak sepatutnya manusia mengatakan bahwa Allah tidak adil. Sesungguhnya tidak ada yang bisa melebihi ke-Mahaadilan Allah.


0 komentar:

Posting Komentar