Pada suatu hari yang terik
seorang musafir bermaksud mencari tempat untuk berteduh. Ia hendak melepas
kepenatannya setelah setengah hari pejalanan. Tidak lama kemudian dijumpainya
sebuah pohon beringin yang rindang dan berbuah lebat.
Disandarkan tubuhnya yang sudah
terasa berat pada batang pohon beringin itu. Sambil tiduran ditebarkannya
pandangan ke hamparan sawah di hadapannya. Tampak buah-buah semangka sebesar
bola terhampar di sawah itu.
Demi melihat pemandangan
tersebut, sang musafir bergumam sendirian, “sungguh tidak adil Allah itu. Pohon
beringin yang begitu kokoh dan kuat ternyata berbuah hanya sebesar buah anggur.
Sedangkan pohon semangka yang begitu kecil dan rapuh berbuah sebesar bola.” Tak
lama kemudian tertidurlah ia di bawah pohon beringin itu.
Tiba-tiba ada sebutir buah
beringin jatuh tepat mengenai kepala sang musafir. Ia terbangun. Dalam hati ia
berkata, “ seandainya saja buah beringin itu sebesar buah semangka entah
bagaimana keadaannya jika buah itu jatuh menimpa orang yang berteduh di bawahnya.
Sungguh Allah Maha Adil atas segala sesuatu.” Diucapkannya istighfar
berkali-kali untuk mohon ampun kepada-Nya karena telah berani mengatakan bahwa
Allah tidak Adil.
Cerita ini mungkin sangat
sederhana. Banyak orang sudah pernah mendengar atau membaca cerita tersebut.
Namun, sayangnya hanya sedikit saja orang yang bisa mengambil hikmahnya.
Sering orang beprasangka kepada
Allah atas segala kejadian buruk yang menimpanya. Bahkan terkadang sampai
berani menghujat-Nya dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil sehingga ada yang
sampai kehilangan keyakinan terhadap Allah sama sekali.
Baik atau buruknya segala sesuatu
itu hendaknya harus disandarkan pada aturan-aturan yang telah diturunkan Allah
kepada manusia (Alquran). Seperti yang sudah kita ketahui bersama, manusia
adalah makhluk yang penuh keterbatasan dan kelemahan.
Seringkali dalam menilai segala
sesuatu manusia lebih menekankan pada unsur perasaannya saja. Tidak
mengherankan bila timbul prasangka-prasangka buruk kepada Allah, jika yang ada
dihadapan/dialaminya itu tidak sesuai dengan yang diharapkannya.
Padahal Allah dengan jelas telah
berfirman,
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat
baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahu”.. [QS. Al-Baqarah : 216].
Jadi segala sesuatu yang ada di
dunia ini, pasti ada sisi baik yang bisa diambil oleh manusia, meskipun dalam
pandangannya teramat buruk karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi
hamba-Nya. Tidak sepatutnya manusia mengatakan bahwa Allah tidak adil.
Sesungguhnya tidak ada yang bisa melebihi ke-Mahaadilan Allah.
0 komentar:
Posting Komentar