Rabu, 19 Desember 2012

Ketika mengidolakan Diri


Bangga dengan diri sendiri? Itu yang biasa terjadi. Nggak remaja, nggak tua bisa terjangkit penyakit ini. fenomena membanggakan dan memuji diri sendiri acapkali dianggap sepele, tapi sebenarnya nggak demikian. Simak fatwa berikut!

Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya, “Syaikh yang mulia pernah ditanya tentang memuji dirinya sendiri?”

Beliau memberikan jawaban, “pujian terhadap diri sendiri, apabila di maksutkan untuk menyebut nikmat Allah atau agar temen-temennya mengikutinya, maka hal ini tidak apa-apa. Jika orang ini bermaksut dengan pujiannya untuk mensucikan dirinya dan menunjukkan amal ibadahnya terhadap Rabbnya, maka perbuatan ini termasuk minna, hukumnya tidak boleh atau (haram).”

Firman Allah, “Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar."(QS. Al-Hujurat : 17)

Jika tujuannya untuk menggambarkan, maka hukumnya tidak mengapa. Tapi yang paling baik adalah dengan meninggalkan hal itu. jadi kriteria seperti ini, yang mengandung pujian seseorang kepada dirinya terbagi menjadi empat kriteria:

Kriteria pertama : ia ingin menyebut nikmat Allah yang diberikan-Nya kepadanya berupa iman dan ketetapan hati.

Kriteria kedua : ia ingin agar orang semisalnya menjadi rajin ibadah seperti yang dikerjakannya. Kedua kriteria ini adalah baik karena mengandung niat baik.

Kriteria ketiga: ia ingin berbangga-bangga dan pamer serta menunjukkan kepada Allah apa yang ada padanya berupa iman dan ketetapan hati. Ini tidak dibolehkan berdasarkan ayat yang kami sebutkan- maksutnya yaitu orang ini dengan keimanannya merasa sudah berjasa kepada Allah dan agama islam, wallahu a’lam

Kriteria keempat: ia hanya ingin menggambarkan tentang dirinya sebagaimana adanya berupa iman dan ketetapan hati. Ini boleh, namun sebaiknya ditinggalkan.

Majmu’ Fatawa Wa Rasa’il Syaikh lbnu Utsaimin, jilid 11 hal 96-97

(Sumber, rublik fatwa ulama majalah elfata)

0 komentar:

Posting Komentar